Kasih Allah Pada Manusia: Betapa Berharga Kita di Mata Allah

Kasih Allah Pada Manusia: Betapa Berharga Kita di Mata Allah Religious Tommy Helvin Aldrick Kedatangan Yesus,Yesus,Kasih,kehendak Allah,Mengasihi sesama,Kerajaan Allah,Ajaran Yesus,Mengampuni,Mengasihi,Mengasihi Allah,Berharga
Untuk Feder.


Zaman ini adalah zaman yang dipenuhi dengan penghakiman. Tidak seperti zaman dahulu yang dipenuhi dengan peperangan dan pembunuhan, sekarang dosa-dosa manusia telah mengarah kepada pengnilaian akan sesama ('dia berdosa', 'dia bersalah', 'dia lebih baik daripada orang itu', 'aku tidak suka dengan dia', 'dia yang benar', 'dia orang jahat', dsb). Walaupun masih banyak juga dosa-dosa percabulan dan pembunuhan saat ini, namun menghakimi sesama adalah dosa yang hampir dapat terjadi di situasi apapun, kapanpun, dimanapun pada zaman moderen ini. Bahkan di rumah tangga yang rukun sekalipun penghakiman dapat terjadi dengan begitu mudah, dan seakan-akan itu bukanlah sebuah dosa. Seakan-akan menghakimi itu makanan kita sehari-hari, dan kita tidak sadar kalau menghakimi itu sesuatu yang fatal dan bukanlah kehendak Allah. Yesus berkata saat Ia berkhotbah di bukit:

"Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, dan diukurkan kepadamu." (Matius 7:1-2)

Yesus sendiri mengajarkan kita untuk tidak menilai sesama kita, terutama atas dosa-dosa yang telah mereka perbuat, supaya kita tidak sendiri tidak dihakimi. Dalam bahasa sehari-hari, Yesus ingin mengatakan bahwa apa yang kita katakan tentang orang lain, atau penghakiman apa yang kita lakukan terhadap sesama kita (ukuran yang kita pakai), demikian jugalah kita akan dihakimi, baik di dunia ini maupun pada saat hari penghakiman nanti (buka Matius 13:47-50).

Tanpa kita sadari, penghakiman yang sering terjadi di dalam lingkungan kita inilah (beserta segala dosa lainnya) yang menimbulkan pikiran dan perasaan bahwa kita tidak berharga. Suara-suara yang sering kita dengar di pikiran kita, seperti: 'Kamu tidak ada artinya, kamu tidak berharga, kamu bukan apa-apa, kamu tak akan bisa melakukannya, kamu bodoh, tidak ada orang yang mengasihimu, kamu tidak pantas, orang tuamu membencimu, teman-temanmu tidak senang akan kehadiranmu, mereka tidak senang jika engkau berbicara, hidupmu sia-sia', semua itu adalah akibat luka-luka dari segala dosa dan penghakiman yang kita perbuat ataupun yang kita dapatkan.

Dan yang sering tidak kita sadari adalah darimanakah asal semuanya itu. Alkitab mengatakan:

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas (sorga), diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Bapa tidak pernah berubah, selalu baik). (Yakobus 1:13,17)

Maka sungguh jelas bahwa semua pikiran dan bisikan-bisikan yang menghancurkan tadi berasal dari iblis. Dan tentunya kita tidak ingin diperbudak oleh iblis, dengan segala ketakutan yang ia berikan dan segala kebohongan yang ia utarakan terhadap kita, baik dari pikiran kita sendiri maupun dari orang-orang di sekeliling kita.

Tanpa kita sadari, segala penghakiman dan dosa-dosa (serta hal-hal yang dihasilkannya) yang terjadi telah membuat kita lupa akan kebenaran yang sesungguhnya. Allah, sumber kasih dan kebenaran, dalam Yesus Kristus, berfirman:

"Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7)

Seluruh rambut kita terhitung oleh Allah, dalam arti Allah menyadari sampai sedetil setiap rambut kita yang bahkan tidak kita pedulikan sekalipun. Burung pipit, dahulu adalah burung yang tidak berarti, dijual seringkali diikat atau dengan tusuk sate lima ekor sekaligus dengan harga dua peser uang logam tembaga yang sangat kecil nilainya, seakan-akan hampir tidak ada artinya pada zaman itu. Namun satu ekorpun tidak ada yang dilupakan oleh Allah.

Bayangkan betapa berharganya kita dimata Allah. Ia menciptakan kita dengan dengan dasyat dan ajaib (buka Mazmur 139:13-14). Dan Ia menciptakan kita hanya sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat-Nya (buka Ibrani 2:7). Dan bahkan Ia menciptakan kita hampir sama dengan diri-Nya sendiri, dan memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat (buka Mazmur 8:5-6). Dan Ia memberi kita kuasa atas segala ciptaan-Nya di dunia ini (buka Kejadian 1:26). Siapakah kita ini sebenarnya sehingga Allah mengingat dan memerhatikan kita? Siapa sebenarnya kita sehingga Ia memberikan segala yang indah untuk kita? Betapa Allah sungguh mengasihi kita, dan betapa kita berharga di mata-Nya!

Jika kita bertanya, "Bagaimana mungkin Allah mengingat semua rambut kita? Itu sesuatu yang mustahil," maka jelas bahwa pikiran kita masih adalah pikiran duniawi. Firman Allah mengajarkan kita untuk memikirkan perkara-perkara surgawi, bukan perkara duniawi (Kolose 3:1-2). Jika kita masih berfikir bahwa itu tidak mungkin, kita belum melihat segalanya dengan iman. Sebab, Yesus berkata bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah (buka Matius 19:26). Karena seberapa jauh kita berusaha untuk mencari penjelasan akan semua hal dan menyalahkan semuanya karena tidak masuk akal atau tidak sesuai logika, semakin kita menyadari bahwa sangat sedikitlah yang telah kita mengerti tentang perkara yang diatas (melalui ilmu pengetahuan, matematika, dan segala sesuatu yang dilakukan oleh para ilmuan, terutama yang tidak mengenal Allah). Saya tidak menyalahkan para ilmuan akan segala yang telah mereka perbuat, namun hal-hal tersebut (sains, teknologi, dsb) tidak seharusnya membuat mereka tidak percaya bahwa Allah sungguh hidup. Dan seringkali, segala usaha untuk membuktikan keberadaan Allah itulah yang membuat mereka tidak percaya. Ia yang menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini, setiap elemen yang ada, segala partikel air, udara, setiap atom yang ada, bahkan setiap sel dalam tubuh kita, pikiran kita, perasaan kita. Bagaimana mungkin ada sesuatu yang mustahil bagi-Nya?

Satu lagi hal yang sering kita lupakan dan kita anggap remeh. Yesus, Putra Allah sendiri, karena kasih-Nya yang sungguh besar pada kita (besarnya sungguh besar hingga seluruh kata di dunia ini tidak akan cukup untuk menggambarkannya), rela turun ke dunia, menjadi manusia seperti kita, mengajarkan kepada kita ajaran kasih dan pengampunan-Nya, menderita seperti kita sebagai manusia, bahkan mengalami penderitaan yang jauh melebihi yang kebanyakan dari kita alami, hingga wafat di salib untuk menebus dosa-dosa kita. Ia yang tak berdosa rela menjadi dosa agar kita boleh dibenarkan oleh Allah (buka 2 Korintus 5:21). Selama kira-kira tiga hingga enam jam Ia bergantung diatas kayu salib dengan paku di tangan dan kaki-Nya, diolok, dihina, diludahi (buka Markus 15:25-33). Bahkan Ia rela untuk terpisah dengan Bapa karena dosa-dosa kita ketika Ia berada diatas kayu salib pada saat Ia berseru "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (buka Markus 15:34).

Yesus yang adalah Allah sendiri, yang sebagai Allah yang mulia dan kekal dan pada hakikatnya tidak mengalami penderitaan, yang seharusnya tidak perlu menderita sama sekali, membayar hutang kita karena dosa-dosa yang telah kita perbuat agar kita boleh memulai hidup baru di dalam Dia. Ia yang seharusnya tidak dapat mati karena Ia sendiri adalah hidup (buka Yohanes 14:6), rela menjadi manusia yang dapat mengalami kematian, sama seperti kita. Ia sendiri yang adalah satu dengan Bapa, mau mengalami kelemahan dalam tubuh manusia dan harus menyerahkan diri seutuhnya kepada Bapa untuk melakukan kehendak-Nya (buka Matius 26:37-39), sama seperti kita. Ia yang adalah Allah sendiri menjadi sama seperti kita manusia yang lemah demi melakukan segalanya untuk kita!

Semua ini dilakukan-Nya karena kita sungguh berharga bagi-Nya, dan Ia ingin kita kembali bersatu dengan-Nya bersama Bapa di sorga. Yesus berkata:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini (umat manusia), sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Allah sungguh-sungguh mengasihi kita dan kasih-Nya melebihi segala sesuatu. Kasih Allah pada kita tidak berkesudahan (buka Mazmur 136) bagi kita yang mengasihi-Nya (dalam arti juga melakukan kehendak-Nya; buka Yohanes 14:23) dan percaya kepada-Nya.

Dan satu hal lagi yang harus kita ingat, bahwa tiada kuasa apapun (yang dapat kita bayangkan maupun yang tidak dapat kita bayangkan) yang bisa memisahkan kita dari kasih-Nya yang kekal untuk kita. Yang harus kita lakukan adalah percaya dan melakukan kehendak-Nya.

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8:37-39)

Mengetahui ini semua, dan menyadarinya dalam setiap langkah hidup kita, kita tidak perlu takut akan segala pikiran ataupun cemooh yang mengatakan bahwa kita tidak berharga. Kita tidak perlu menghakimi sesama kita, melainkan kita harus mendoakan sesama kita. Kita perlu mengingatkan diri kita sendiri dan sesama kita bahwa kita semua berharga di mata Allah dan Allah sungguh mengasihi kita hingga memberikan kepada kita dengan cuma-cuma segala kasih dan karunia yang telah Ia limpahkan untuk kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.

Seorang yang dahulunya meragukan keberadaan Allah bernama Crystal McVea, meninggal pada tahun 2009, mendapat karunia ke surga dan bertemu Yesus, dan kemudian kembali ke dunia. Ia menggambarkan besarnya kasih Allah pada kita dalam bukunya Waking Up in Heaven: A True Story of Brokenness, Heaven, and Life Again sebagai berikut:

"God is real, and we are all worthy of his love and salvation because he finds us worthy (Tuhan itu nyata, dan kita semua sungguh berharga untuk menerima kasih dan keselamatan-Nya karena Ialah yang merasa bahwa kita berharga)." (McVea 274)

Maka mulai dari saat ini juga, ketika kamu mendengar segala kebohongan iblis dalam pikiranmu yang mengatakan bahwa kamu tidak berharga, katakanlah dalam hatimu, "Enyahlah iblis, sebab aku tahu kebenarannya, bahwa Aku berharga bagi Allah." Ketika iblis membuatmu takut, ingatlah bahwa Allah menyertaimu kapanpun dan dimanapun (Matius 28:20), bahkan disaat-saat tergelapmu sekalipun, Ia ada di sana, dan malaikat-malaikat-Nya selalu Ia utus untuk menjaga kita (Mazmur 91:10-11), bahkan sekarang saat kamu membaca artikel ini, saat ini juga. Jika orang lain menghakimi kamu, janganlah berbalik menghakimi mereka, melainkan ampunilah mereka dan doakanlah mereka. Ketahuilah selalu bahwa Allah sungguh mengasihi kita dan kita berharga di mata-Nya, dan jangan pernah lupa.

Tuhan mengasihi kita semua, anak-anak-Nya, selama-lamanya.

No comments:

Post a Comment