Yesus Mengajarkan: Kasihilah Musuhmu (Lukas 6:27-36)

Yesus Mengajarkan: Kasihilah Musuhmu (Lukas 6:27-36) Religious Tommy Helvin Aldrick Kedatangan Yesus,Yesus,Kasih,kehendak Allah,Mengasihi sesama,Cari,Mendapat,Doa,Bapa Kami,Kerajaan Allah,Ajaran Yesus,Mengampuni,Mengasihi,Memberkati,Gengsi
Salah satu ajaran mulia Yesus tentang kasih adalah untuk mengasihi musuh kita, mendoakan mereka, memberkati mereka (atau yang sebenarnya kita lakukan dengan memberkati adalah meminta Bapa untuk memberkati mereka), serta berbuat baik pada mereka. Yang dimaksud Yesus dengan 'musuh' disini adalah orang-orang yang menyakiti kita, mengutuk, menganiaya, membenci kita, memaki, dan memperlakukan kita secara tidak benar, tidak adil, dan tidak sepantasnya. Ini Yesus katakan saat Ia mengajarkan murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari berbagai tempat untuk mendengarkan-Nya dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; serta yang dirasuki roh-roh jahat boleh disembuhkan (buka Lukas 6:17-18).

"Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Lukas 6:27-28)

Apa yang kita kehendaki dalam keseharian kita seringkali bukan apa yang diajarkan Yesus. Secara alamiah (kehendak tubuh atau daging kita) kita ingin membalas mereka. Jika ada yang menampar kita atau meninju kita, kita ingin membalas mereka. Bahkan kita belajar bela diri dan bahkan ilmu-ilmu hitam untuk bisa membela diri kita, melindungi diri kita sendiri. Dan seringkali, kekuatan-kekuatan dan keterampilan tersebut malah membawa semakin banyak kejahatan. Ini memisahkan kita dari kenyataan bahwa Tuhan selalu melindungi kita dan kita tidak harus berusaha sendirian. Ini membuat kita tidak sadar kalau Tuhan selalu ada untuk kita, melindungi kita, dimanapun dan kapanpun (buka Yosua 1:9).

Namun tantangannya adalah (bukan hanya tantangan, tetapi keharusan, sebagai murid Kristus) untuk mengampuni mereka dan berbuat yang baik pada mereka.

Terkadang mungkin kita merasakan banyak ketakutan. Kita takut jika kita mengampuni atau memaafkan musuh-musuh kita, kita akan terus dilukai dan dipandang rendah oleh orang, dikatakan 'sok pemaaf', 'sok lemah lembut', 'sok pahlawan', dan lain sebagainya. Kita gengsi akan martabat kita, akan nama kita apabila dijatuhkan, akan kedudukan kita, harga diri kita. Namun kita tidak perlu takut, karena Tuhan justru berkata:

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5:10)

Semua yang dikatakan Yesus, semua yang ada dalam Kitab Suci, semua firman Allah, adalah kebenaran. Semua yang berasal dari Allah, adalah kebenaran. Maka, tidak ada yang perlu kita takutkan atau kuatirkan. Orang yang dicela dan dihina oleh sebab kebenaran akan Yesus, mereka adalah tuan (memiliki martabat yang tinggi) dalam Kerajaan Allah.

Salah satu dari ilustrasi yang diberikan Yesus mengenai bagaimana cara mengasihi musuh-musuh kita (mereka yang menganiaya kita) adalah sebagai berikut:

"Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu." (Lukas 6:29-30)

Sangat jarang kita menemukan orang yang dapat melakukan hal ini (memberi kepada orang yang menyakiti kita, tanpa mengharapkan imbalan atau menuntut balasan) dalam budaya yang semakin dipenuhi dengan pekerjaan iblis, atau yang Yesus umpamakan sebagai rumput-rumput liar atau lalang yang tumbuh diantara gandum, yang Yesus umpamakan sebagai anak-anak Kerajaan Allah (Perumpamaan tentang Lalang di antara Gandum; buka Matius 24:24-30;36-43). Namun Yesus berkata bahwa anak-anak Allah akan terus bertumbuh dalam kebaikan dan kebenaran Allah diantara rumput-rumput liar disekelilingnya. 

Kita sebagai anak-anak Allah, tidak perlu takut dan khawatir, karena Allah selalu beserta kita, seperti yang saya katakan sebelumnya. Kita tidak perlu memikirkan apa yang orang lain pikirkan karena kita tahu kebenarannya dalam Yesus. Kita tidak perlu mengikuti orang lain untuk menyenangkan mereka karena yang seharusnya kita lakukan adalah perbuatan yang menyenangkan Allah, yang menciptakan kita serupa dengan Dia (buka Kejadian 1:26-27). Maka jika kamu disakiti, ampunilah mereka, jangan menanamkan keinginan untuk membalas, dan serahkan pada Tuhan segala rasa benci yang timbul dalam hatimu terhadap mereka. Mintalah pengampunan kepada Tuhan, maka Ia akan mengampunimu dan orang yang menyakitimu. Inilah kasih.

Yesus juga mengajarkan kita apa yang sering kita dengarkan dalam dunia moderen tentang kebijaksanaan:

"Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka." (Lukas 6:31)

Dalam bahasa sehari-hari kita, Yesus ingin mengatakan 'berbuatlah kepada orang lain apa yang kamu ingin orang lain perbuat terhadap kamu.' Berilah kepada orang lain apa yang kamu ingin orang lain berikan kepadamu. Inilah penjelasan lanjutan dari Yesus untuk memudahkan kita mengerti bagaimana mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (buka Matius 22:39).

"Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak." (Lukas 6:32-34)

Jika kita hanya mengasihi orang-orang yang mengasihi kita, kita tidak ada bedanya dengan orang-orang berdosa dan orang-orang yang tidak percaya akan Allah. Kita sama saja dengan orang-orang yang menyembah berhala, pemabuk, pemerkosa, pembunuh, karena merekapun mengasihi orang yang mengasihi mereka, memberi kepada orang yang memberi kepada mereka, namun mereka meminta imbalan. Ketika mereka mengasihi dan memberi, mereka juga mengharapkan bayaran atas segala yang telah mereka berikan. Namun Yesus ingin mengajarkan kasih yang abadi, kasih yang berasal dari kebenaran, kasih Allah, kasih sorgawi, yang memberi dan tidak mengharapkan balasan.

"Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:35-56)

Yang harus kita perbuat setelah memberi bukanlah menunggu imbalan, namun buanglah segala rasa 'ingin dibayar kembali' itu dan berilah dengan tulus hati tanpa mengharapkan balasan atas segala yang telah kamu berikan itu. Kita tidak perlu takut kehabisan uang, atau takut kehabisan makanan, pakaian, dan kebutuhan duniawi lainnya, karena Bapa tahu segala yang kita butuhkan, dan Ia akan memberikannya kepada kita. Namun kita harus mencari Allah terlebih dahulu, dan melakukan kehendak-Nya yang Ia rancang untuk hidup kita masing-masing (setiap orang berbeda-beda berdasarkan karunia yang Tuhan berikan; buka Roma 12:3-8), melakukan apa yang Ia ajarkan melalui Kitab Suci, dan segala hal lain yang kita perlukan akan Tuhan sediakan untuk kita (buka Matius 6:25-32).

Maka akhir kata, Tuhan adalah Kasih (buka 1 Yohanes 4:8). Jika kita tidak mengasihi, kita tidak mengenal Allah yang adalah Kasih itu sendiri. Allah mengasihi kita, dan Ia ingin kita merasakan kasih-Nya dan juga mengasihi sesama kita agar kita semua yang tersesat karena dosa, kembali bersatu dengan Kasih, kembali bersatu dengan Bapa, seperti Yesus dan Allah Bapa adalah satu (buka Yohanes 10:30). Kasihilah sesamamu, ampunilah mereka yang bersalah kepadamu, jangan membalas, jangan menuruti kehendak dagingmu maupun kehendak iblis, tapi berdoalah bagi mereka yang menyakitimu, berkatilah mereka dan berbuatlah baik terhadap mereka. Maka dengan itu, kamu melakukan apa yang dikehendaki oleh Bapa di sorga.

Tuhan beserta kita, selama-lamanya. Amin.

1 comment: